Jumat, 10 April 2009

Peduli Pendidikan

GURU YANG BAIK KAH ??

Jangan kau Tanya apa yang telah beliau berikan..
Tetapi tanyalah apa yang telah kau berikan kepada negeri Mu..

Tentunya kita semua kenal dengannya, Apalagi saat kita duduk dibangku sekolah. Setiap hari hanya ilmulah yang selalu di berikan kepada anak didiknya. Selalu mengajarkan kebaikan dan memberikan nasehat-nasehat kepada kita.
Guru, itulah sebutan yang kini telah merakyat dari dulu hingga sekarang.
Tak heran , sosok guru sangat dihormati dan disegani oleh siapapun yang mengenalnya . Lebih-lebih sering muncul anggapan bahwa guru memiliki sebuah makna, “ digugu lan ditiru “. Makna ini sangatlah besar harganya, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Memang, di Negara kita sosok guru sangat besar jasanya. Memberikan banyak manfaat kepada anak didiknya. Bangsa kita tidak akan pernah maju tanpa seorang guru. Mencerdaskan bangsa dan Negara tak luput dari peran serta sang guru. Benar bukan ???
Kebaikan guru memang bisa dilihat dari segala aspek kehidupan, terutama saat di bangku sekolah. Memberi nasehat dan berbagi ilmu, itulah hal-hal yang setiap hari disampaikan kepada kita sebagai anak didiknya. Apakah itu saja tugas baik sebagai seorang guru ?? Mungkin kita semua sudah pernah mengalami bagaimana rasanya diajar dan dibimbing oleh guru. Kewajiban kita sebagai anak didik adalah selalu memperhatikan dan melaksanakan tugas yang diberikan. Tetapi masih ada juga yang selalu menyepelekannya. Memang , biasanya para guru langsung bertindak memberi hukuman atau dimarahi . Guru yang baik tentunya guru yang selalu bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan anak didiknya selagi masih dalam batas kewajaran.
Mungkin kita juga pernah merasa kesal sama guru kita di sekolah , mulai dari tingkat SD hingga SMA. Munculnya perasaan kesal tersebut pastilah ada sebabnya dan biasanya tiap anak punya cara sendiri untuk mengungkapkannya . Perasaan kesal, marah , bercampur malu ketika anak dihukum atau dimarahi guru didepan teman-temannya. Itu biasanya sering kali terjadi pada anak tingkat SD , tak jarang hal itu juga terjadi pada anak tingkat SMA. Guru yang seperti itu tentunya bukan guru yang baik untuk anak didiknya.
Jika anak didik sudah kesal dan marah pada gurunya, pasti muncullah rasa malas untuk bertemu dan yang lebih bahaya lagi, jika anak tersebut jadi tidak suka pada mata pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
Terpujilah wahai engkau bapak ibu guru…
Nama Mu akan selalu hidup dalam sanubariku…
Sepetik syair lagu tersebut mengingatkan kita atas jerih payah guru. Salah satu faktor utama kenapa guru marah pada anak didiknya, karena dianggap tidak sesuai dengan harapan dan perintah guru, padahal factor utamanya karena kurangnya komunikasi antara guru dan anak didiknya , sehingga terjadi frame komunikasi yang nggak nyambung.
Sebaiknya , apabila anak didik melanggar atau berbuat salah , jangan langsung di beri hukuman atau dimarahi karena potensinya tidak akan berkembang dengan baik , justru akan berkembang ke arah negative. Seharusnya , diberi tugas yang lebih dibanding teman-temannya, tugas yang bisa membuat Si anak didik merasa selalu diperhatikan , bukan merasa disalahkan.
Dari beberapa dampak yang telah terurai bisa kita ambil ha; terpenting, selain banyak memberikan nasehat dan ilmu, ternyata masih ada juga anak didik yang yang menganggap bahwa guru adalah momok yang menakutkan, sosok yang kurang bisa mengerti apa yang diinginkan anak didiknya.
Hal itu menjadi bahan perenungan untuk semua Sang pemberi ilmu agar lebih bisa menyambung komunikasi . Apakah itu tugas baru bagi seorang guru ?? Sejatinya, menyimpan rasa kesal terhadap guru itu tidak baik, mereka sudah mengabdi untuk Negara demi mencerdaskan bangsa dan cukup sabar mengajarkan pelajaran kepada kita semua , Ini juga harus menjadi bahan instropeksi diri Si anak didik, mungkin memang salah atau kurang disiplin.
Tidak perlu mencari siapa yang harus disalahkan , perlunya menjalin hubungan yang baik antara anak didik dan guru, itulah salah satu cara untuk bisa menjalin komunikasi , agar sosok guru tetap memiliki image baik dan bersahaja di dalam maupun diluar.
Oleh karenanya, citra guru yang bermakna “ digugu lan ditiru “ jangan di hancurkan dengan sikap atau tindakan yang kurang mencerminkan sebagai seorang guru yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar